Blogger news

11/22/2014

Hey, ini untukmu.

 Hai kawan, apa kabar pelangi disana?





ah, aku lupa awan kita tak sama. awanku yang tidak pernah lebih dekat.
apa kamu sudah melihat bulan dan bintang di langit sana? apa kamu sudah mengetahui berapa jumlah bintang diatas sana? apa kamu sudah bertanya kepada Tuhan apa nama bintang yang sinarnya paling terang itu? apakah kamu sudah nyaman berada didekatnya kawan? apa kamu ga merindukan jalan-jalan bersama diriku yang terjal layaknya hidup ini? jelas kamu tidak merindukannya. Rindu, aku rindu. sungguh.
 
ketika aku mumet sama segala masalah yang ada dan cuma butuh dihibur. ketika aku pengen curhat, maunya bukan disalah-salahin. Ada orang ini, iya kamu, yang nggak peduli seberapa disemprotnya sama aku yang lagi sebel, kamu tetap ada dan nggak berhenti ngeledekin. anehnya, tingkahnya meski bikin aku kesel, sekaligus juga bikin aku terbahak.
mungkin kamu benci, ga suka, aku ngga bisa kaya gitu, kaya yang kamu pengenin. im not humble, i knjow tapi sekarang kamu gaada pedulinya sama sekali, pikirku.

kamu lupa?

seingat aku, kasih kita ini kuat. lebih luar biasa dari Angkor Wat. kita pernah saling meninggalkan, masing-masing mengikuti cahaya yang salah kemudian tersesat. kita, akhirnya Saling menemukan, membebaskan diri dari mereka yang Hanya sesaat.
 
apa kamu? ...

seperti kamu mengisyaratkan ‘selamat tinggal’. Ada sedikit mati kurasakan Di sini.
dulu kita tak begini tapi kini kita seperti ini, dulu kita tak berbeda tapi kini? semua telah berubah. dulu hari ini dan esok. dulu masih ada kedamaian untuk kita tapi kini semua kian berubah. Hari ini mulai ku rindukan, kedamaian itu kembali dalam hati ku dan menyimpannya Selalu untuk hari esok. karena dia dia dan dia atau karena memang aku kita begini?
 
aku sudah lelah.
dari dalam sini terlihat hujan deras.


aku Hanya perlu menjalaninya dengan ikhlas, mungkin Ada airmata. aku selalu percaya semua yang indah tak pernah bisa didapat dengan mudah. semua yang berarti, kamu cukup Sangat berarti untukku, kawan. menuntut untuk korbankan diri. kita, pergi ke arah yang berlawanan, bukan untuk menjunjung sebuah perpisahan. mungkin kita hanya sedang memantaskan. kita harus mencoba mengarungi belantara sendiri. menghadapi masalah yang rumit dengan kemampuan diri.
satu hal yang aku ketahui, sedetik setelah kita semakin jauh. aku hidup dalam bayang-bayang depresi.

mungkin tulisan ini tidak akan pernah pernah kamu baca, karena seingatku kamu..

2 comments: